Sejarah


Tahun 1938 (Jaman Hindia Belanda)

Gedung yg sekarang ini bernama Museum Joang '45, didirikan pada tahun 1938, oleh LC Schomper sehingga dinamakan hotel "Schomper". Hotel ini ditempati khusus bagi para pejabat tinggi Belanda, pengusaha asing dan pejabat pribumi.

Maret 1942

Ketika Jepang menjajah Indonesia pada Maret 1942, hotel ini dikuasai oleh Jepang dan gedung ini diserahkan oleh Sendenbu atau Jawatan Penerangan Bala Tentara Jepang kepada Pemuda Indonesia sebagai tempat pendidikan politik yang juga menjadi asrama para pemuda bangsa Indonesia. Pusat pendidikan ini diberi nama "Asrama Angkatan Baroe Indonesia".

Asrama Angkatan Baroe Indonesia mempunyai pengurus sebagai berikut:

Ketua: Sukarni

Wakil Ketua: Chaerul Saleh

Sekretaris: AM. Hanafi

Bendahara: Ismail Wijaya

Menteng Raya 31

Maksud Jepang mendidik para pemuda Indonesia menjadi kader - kadernya, untuk kepentingan Jepang agar ikut bergabung memenangkan perang Asia Timur Raya. Tetapi maksud ini dibelokkan oleh para pendidik atau pengajar yang terdiri dari pemimpin bangsa Indonesia, antara lain:

Ir. Soekarno: Ilmu Politik

Drs. Moh. Hatta: Imu Ekonomi Umum

Mr. Sunario: Ilmu Negara

Mr. Achmad Soebardjo: Ilmu Hukum Internasional

Mr. Amir Syarifuddin: Ilmu Sosiologi dan Filsafat Timur

M. Zein Djambek: Agama Islam

Mr. Moh. Yamin: Ilmu Sejarah

Mr. Dayoh: Bahasa dan Kesusastraan Indonesia

Juga ikut mengajar 3 orang bangsa Jepang yaitu:

Prof. Bekki: Geo Politik

Prof. Nakatami: Bahasa Jepang

H. Shimisu: Pengetahuan Umum

Pada masa ini Hotel Schomper 1 kemudian diganti dengan nama Gedung Menteng 31.

Di Gedung Menteng Raya 31 ini didirikan Organisasi Barisan Banteng, setengah kepanduan dan setengah militer tempat menanamkan semangat kebangsaan Indonesia dan kebencian kepada Jepang.

Barisan Banteng menciptakan lagu - lagu nasional semangat perjuangan, antara lain:

Lagu di Timur Matahar

Lihatlah Bendera Kami

Mars Barisan Banten

Setelah Barisan Banteng dibubarkan atas permintaan pemerintah Jepang, maka gedung Menteng 31 dijadikan markas Jawa Hokokai cabang Jakarta yang diketuai oleh Mr. Datuk Djamin. Sedangkan pemimpin Hokokai Pusat adalah Bung Karno.

Setelah Indonesia Merdeka

Setelah Indonesia merdeka, gedung ini digunakan sebagai pusat kegiatan pemuda. Banyak organisasi yang didirikan baik yang bersifat politis, semi militer, sosial yang kemudian bergabung dengan Komite Van Aksi (Panitia Aksi).

Tahun 1950

Tahun 1950 setelah pemulihan keamanan gedung Menteng 31 tetap digunakan untuk kegiatan perjuangan seperti Asrama Wanita Indonesia yang terdiri dari pegawai Negeri, Departemen Sosial dan Departemen Pengarahan Tenaga Kerja Rakyat dibawah Menteri A.M. Hanafi.

Masa Order Baru

Fungsi peranan gedung ini di masa menjelang orde baru merupakan markas KAPPI JAYA.

Tahun 1968 - 1972

Tahun 1968 - 1972 gedung ini menjadi pusat kegiatan Angkatan '45.

10 Januari 1972

Mengingat pentingnya fungsi dan peranan gedung ini maka pemerintah melindungi/melestarikan gedung ini sebagai bangunan bersejarah yang dilindungi dengan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah DKI Jakarta pada tanggal 10 Januari 1972 dengan No. CB-11/1/12/72.

Tahun 1973

Pada tahun 1973 oleh Bapak Ali Sadikin sebagai Gubernur Pemerintah DKI Jakarta, komplek Menteng Raya 31 dijadikan untuk:

Kegiatan para eksponen Angkatan '45

Dibangun Kantor Dewan Harian Nasional Angkatan '45

Dibangun Kantor Dewan Harian Daerah Angkatan '45 DKI Jakarta

19 Agustus 1974

Gedung induk dijadikan Museum Joang '45 yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 19 Agustus 1974. Pemberian nama gedung Joang '45 tentunya mempunyai alasan, disebabkan gedung ini besar peranannya dalam sejarah perjuangan, terutama di masa - masa akhir penjajahan Jepang masa menjelang Proklamasi 17 Agustus 1945.