Sejarah Museum Bahari


Masa Pendudukan Belanda

Gudang Bagi VOC

Pada masa pendudukan Belanda, bangunan Museum Bahari adalah gudang yang berfungsi untuk menyimpan, memilih dan mengepak hasil bumi, seperti rempah-rempah yang merupakan komoditi utama VOC yang sangat laris di pasaran Eropa. VOC juga memanfaatkan gudang ini untuk menyimpan komoditi lain seperti kopi, teh, tembaga, timah, dan tekstil. Gudang Barat atau Westzijdsche Pakhuizen yang kini menjadi Museum Bahari dibangun secara bertahap mulai tahun 1718, 1773, 1774.

1942 – 1945

Gudang Bagi Tentara Jepang

Ketika terjadi Perang Dunia ke II sekitar tahun 1942 – 1945 pada masa pendudukan Jepang, gedung-gedung ini dipakai sebagai tempat menyimpan barang logistik tentara Jepang.

Paska Kemerdekaan

Gudang Bagi PLN dan PTT

Setelah Indonesia Merdeka, bangunan ini dipakai oleh PLN dan PTT untuk gudang.

Sejarah Menara Syahbandar


1645

Bekas Bastion Culemborg

Menara ini sebenarnya menempati bekas bastion Culemborg yang dibangun sekitar 1645, seiring dengan pembuatan tembok keliling kota di tepi barat.

Sebelum dibangun Menara Syahbandar, fungsi menara pemantau sudah dibangun di dekat bastion Culemborg dengan bentuk "tiang menara", di atasnya terdapat "pos" bagi petugas.

1839

Menara Pemantau & Kantor Pabean

Menara Syahbandar (Uitkijk) dibangun sekitar tahun 1839 dan berfungsi sebagai menara pemantau bagi kapal-kapal yang keluar-masuk Kota Batavia lewat jalur laut. Menara ini juga berfungsi sebagai kantor "pabean" yang mengumpulkan pajak atas barang-barang yang dibongkar di pelabuhan Sunda Kelapa.

Penjara Bagi ABK

Pada ruang paling bawah menara ini dulunya digunakan sebagai penjara bagi para ABK yang tertangkap mencuri di kapal. Di ruangan ini mereka tidak disiksa, mereka hanya dikurung paling lama dua bulan. Namun karena kondisi ruangan ini pengap, para tahanan biasanya terserang sakit kuning.

1886

Peranan Berkurang

Setelah pembangunan pelabuhan Tanjung Priok selesai tahun 1886, menara pengawas ini berkurang peranannnya, namun tetap dijadikan menara pengawas dan kantor Syahbandar bagi kegiatan pelabuhan dan pasar ikan (1926 - 1967).

1950an

Pos Kepolisian Penjaringan

Tahun 1950an, gedung ini pernah dijadikan sebagai kantor/pos Kepolisian Penjaringan.

Sejarah


Bangunan Bersejarah

Bangunan Museum Bahari dan Menara Syahbandar ditetapkan sebagai bangunan bersejarah yang dilindungi Undang - Undang Monumen, Monumenten Ordonnantie 1931 (Staatsblad Nomor 238, Tahun 1931) dan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. CB. 11/1/12/72 tanggal 10 Januari 1972. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang saat itu dipimpin oleh Gubernur Ali Sadikin yang sangat prihatin terhadap upaya perlindungan dan pelestarian bangunan tua dan bersejarah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penting artinya sejarah nasional dan sejarah perkembangan kota Jakarta.

1976

Pemugaran

Pada tahun 1976, bangunan ini pertama kali dipugar.

30 Juni 1977

Penyelenggaraan Museum Bahari

Pada tanggal 30 Juni 1977, Gubernur DKI Jakarta Letjen Marinir Ali Sadikin dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Departemen Perhubungan Laksamana Muda TNI (Laut) Haryono Nimpuno bersepakat melakukan kerjasama dalam menyelenggarakan Museum Bahari di Jakarta. Maksud dan tujuan kerjasama ini untuk memelihara, menyelidiki, mengembangkan dan memperbanyak kumpulan-kumpulan obyek dan barang-barang berharga bagi kebudayaan berupa koleksi benda-benda, alat-alat dan naskah Angkutan Laut (kemaritiman) dilihat dari segi historis maupun teknis.

7 Juli 1977

Peresmian

Museum Bahari dan Menara Syahbandar diresmikan pada tanggal 7 Juli 1977 oleh Gubernur DKI Jakarta Letjen Marinir Ali Sadikin.

1993

Bangunan Cagar Budaya

Pada tahun 1993, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 475 Tahun 1993 tentang Penetapan Bangunan-Bangunan Bersejarah di Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Benda Cagar Budaya, Museum Bahari dan bangunan bersejarah lainnya di Jakarta ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya dalam rangka upaya pelestarian terhadap bangunan-bangunan bersejarah.