Visi KamiMenjadikan Museum Tekstil sebagai pusat pelestarian wastra Indonesia dan sebagai tujuan kunjungan wisata seni dan budaya yang bertaraf Internasional.
Gedung dibuat oleh seorang berkebangsaan Perancis yang kemudian dijual kepada Konsul Turki untuk dijadikan tempat tinggal.
Bangunan digunakan sebagai markas “Front Pelopor Pemuda” dan “Barisan Keamanan Rakyat” dalam perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Sebagai kantor serta penginapan karyawan Departemen Sosial.
Departemen Sosial menyerahkan kepemilikan gedung kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Gubernur pada saat itu, Bapak Ali Sadikin memutuskan untuk menggunakan bangunan ini menjadi Museum Tekstil Jakarta. Museum diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto dengan menempati gedung pamer utama dengan koleksi awal merupakan sumbangan dari Himpunan Wastraprema sebanyak 500 buah.
Gedung penyimpanan dan perawatan koleksi dibangun untuk mengakomodir bertambahnya koleksi museum.
Museum Tekstil bekerja sama dengan Yayasan Batik Indonesia meresmikan Galeri Batik yang menyajikan koleksi Batik dari seluruh Indonesia.
Museum kami terbuka untuk pemakaian sebagai berikut:
Pemakaian Plaza, Ruangan dan Taman: Rp 1.000.000/hari
Pemakaian lokasi untuk shooting film, rekaman, dan sejenisnya: Rp 1.500.000/hari
Pemakaian ruang serbaguna museum: Rp 1.000.000/8 jam
(tarif retribusi sesuai Peraturan Daerah DKI Nomor 1 Tahun 2015)
Ruangan yang bisa disewa:
Ruang Pamer Utama
Ruang Auditorium Lantai 2
Taman Dalam
Untuk info lebih lanjut, dapat menghubungi: +6221 6907062 atau email kami di museum_seni@yahoo.co.id